Jumat, 14 Agustus 2009

Artikel


Poligami dalam Tradisi Jawa:
Membaca Wacana “Dari Dalam” dan “Dari Luar”

Ustadi Hamsah

Dalam wacana kontemporer, poligami diasumsikan sebagai sebuah perilaku sosial yang melanggar prinsip keadilan dalam rumah tangga. Hal tersebut berangkat dari argumentasi bahwa poligami tidak menghargai elemen-elemen fundamental dalam rumah tangga, seperti loyalitas dan kesetiaan, kasih sayang yang utuh, dan tanggung jawab penuh. Sekalipun demikian, ketika wacana tersebut dilihat dari perspektif kesadaran budaya, maka ada hal yang tidak dapat digeneralisir sebagaimana perspektif sosial positivis. Fenomena poligami dalam lapis tradisi tertentu merupakan manifestasi langsung dari kesadaran budayanya yang tidak dapat dilihat dan dinilai dari perspektif budaya lain. Ini didasarkan pada satu pandangan fundamental bahwa setiap pemikiran budaya mempunyai aspek plausibility tertentu yang berbeda dengan pemikiran budaya dengan habitus yang berbeda. Dengan menelusuri bagaimana structure of plausibility fenomena poligami dalam lapis budaya Jawa, maka hal tersebut merupakan sebuah kelaziman secara budaya, dan hal ini tidak bisa dilihat dari konteks yang berbeda.